Malam Ini Terakhir Upload Karya PAI Fair

Jum'at, 14 November 2025 - Lomba

Segera Daftar Olimpiade PAI, Terakhir Hari Ini

Senin, 10 November 2025 - Lomba

Pendaftaran PAI Fair Telah Dibuka

Minggu, 2 November 2025 - Lomba

Sosialisasi EMIS 4.0 - BTQ

MGMP PAI - Senin, 20 November 2023.

Lomba Kaligrafi

MGMP PAI - Sabtu, 16 September 2023.

25 Oktober 2025

QS. Al-Baqarah Ayat 256

Allah Subhanaahu Wa Ta'aala berfirman: 

Versi 1: 

Versi 2: 


Latin: Lā ikrāha fid-dīn(i), qat tabayyanar-rusydu minal-gayy(i), famay yakfur biṭ-ṭāgūti wa yu'mim billāhi fa qadistamsaka bil-‘urwatil-wuṡqā, lanfiṣāma lahā, wallāhu samī‘un ‘alīm(un)


Terjemahan: Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sungguh, telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Siapa yang ingkar kepada tagut⁷⁸⁾ dan beriman kepada Allah sungguh telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 


Mufrodat / Kosa Kata Penggalan Ayat: 

Artinya: "... agama (Islam) ..." 

Artinya: "... jalan yang benar ..." 


Tafsir Ringkas Kemenag: 

Meski memiliki kekuasaan yang sangat luas, Allah SWT tidak memaksa seseorang untuk mengikuti ajaran-Nya. Tidak ada paksaan terhadap seseorang dalam menganut agama Islam. Mengapa harus ada paksaan, padahal sesungguhnya telah jelas perbedaan antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. 

Oleh karena itu, janganlah kamu menggunakan paksaan apalagi kekerasan dalam berdakwah. Ajaklah manusia ke jalan Allah SWT dengan cara yang terbaik. Barang siapa ingkar kepada Thaghut, yaitu setan dan apa saja yang dipertuhankan selain Allah SWT, dan beriman kepada Allah SWT, maka sungguh, dia telah berpegang teguh pada ajaran agama yang benar sehingga tidak akan terjerumus dalam kesesatan, sama halnya dengan orang yang berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus sehingga dia tidak akan terjatuh. 

Agama yang benar ibarat tali yang kuat dan terjulur menuju Allah SWT, dan di situ terdapat sebab-sebab yang menyelamatkan manusia dari murka-Nya. Allah Maha Mendengar segala yang diucapkan oleh hamba-Nya, Maha Mengetahui segala niat dan perbuatan mereka, sehingga semua itu akan mendapat balasannya di hari kiamat. 


Tafsir Tahlili: 

Tidak dibenarkan adanya paksaan untuk menganut agama Islam. Kewajiban kita hanyalah menyampaikan agama Allah SWT kepada manusia dengan cara yang baik dan penuh kebijaksanaan, serta dengan nasihat-nasihat yang wajar, sehingga mereka masuk agama Islam dengan kesadaran dan kemauan sendiri (QS. An-Naḥl/16: 125). 

Apabila kita sudah menyampaikan kepada mereka dengan cara yang demikian, tetapi mereka tidak juga mau beriman, itu bukanlah urusan kita, melainkan urusan Allah SWT. Kita tidak boleh memaksa mereka. Dalam ayat yang lain (QS. Yūnus/10: 99), Allah SWT berfirman yang artinya: “Apakah Engkau ingin memaksa mereka hingga mereka itu menjadi orang-orang yang beriman?” 

Dengan datangnya agama Islam, jalan yang benar sudah tampak dengan jelas dan dapat dibedakan dari jalan yang sesat. Maka tidak boleh ada pemaksaan untuk beriman, karena iman adalah keyakinan dalam hati sanubari dan tak seorang pun dapat memaksa hati seseorang untuk meyakini sesuatu, apabila dia sendiri tidak bersedia. 

Ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan kenabian Muhammad SAW sudah cukup jelas. Maka terserah kepada setiap orang, apakah akan beriman atau kafir, setelah ayat-ayat itu sampai kepada mereka. Inilah etika dakwah Islam. Adapun suara-suara yang mengatakan bahwa agama Islam dikembangkan dengan pedang hanyalah tuduhan dan fitnah belaka. Ummat Islam di Makkah sebelum berhijrah ke Madinah hanya melakukan salat dengan cara sembunyi, dan mereka tidak mau melakukannya secara demonstratif di hadapan kaum kafir. 

Ayat ini turun kira-kira pada tahun ketiga sesudah hijrah, yaitu setelah ummat Islam memiliki kekuatan yang nyata dan jumlah mereka telah bertambah banyak, namun mereka tidak diperbolehkan melakukan paksaan terhadap orang-orang yang bukan Muslim, baik secara halus, apa lagi dengan kekerasan.

Adapun peperangan yang telah dilakukan ummat Islam, baik di Jazirah Arab, maupun di negeri-negeri lain, seperti di Mesir, Persia dan sebagainya, hanyalah semata-mata suatu tindakan beladiri terhadap serangan-serangan kaum kafir kepada mereka. 

Selain itu, peperangan dilakukan untuk mengamankan jalannya dakwah Islam, sehingga berbagai tindakan kezaliman dari orang-orang kafir yang memfitnah dan mengganggu umat Islam karena menganut dan melaksanakan agama mereka dapat dicegah, dan agar kaum kafir itu dapat menghargai kemerdekaan pribadi dan hak-hak asasi manusia dalam menganut keyakinan. 

Di berbagai daerah yang telah dikuasai kaum Muslimin, orang yang belum menganut agama Islam diberi hak dan kemerdekaan untuk memilih: apakah mereka akan memeluk agama Islam ataukah akan tetap dalam agama mereka. Jika mereka memilih untuk tetap dalam agama semula, maka mereka diharuskan membayar “jizyah” yaitu semacam pajak sebagai imbalan dari perlindungan yang diberikan Pemerintah Islam kepada mereka. Keselamatan mereka dijamin sepenuhnya, asal mereka tidak melakukan tindakan-tindakan yang memusuhi Islam dan umatnya.[³⁶] 

Ini merupakan bukti yang jelas bahwa umat Islam tidak melakukan paksaan, bahkan tetap menghormati kemerdekaan beragama, walaupun terhadap golongan minoritas yang berada di daerah-daerah kekuasaan mereka. Sebaliknya dapat kita lihat dari bukti-bukti sejarah, baik pada masa dahulu, maupun pada zaman modern sekarang ini, betapa malangnya nasib ummat Islam, apabila mereka menjadi golongan minoritas di suatu negara. 

Ayat ini selanjutnya menerangkan bahwa barang siapa yang tidak lagi percaya kepada Ṭhāghūt, atau tidak lagi menyembah patung, atau benda yang lain, melainkan beriman dan menyembah Allah SWT semata-mata, maka dia telah mendapatkan pegangan yang kokoh, laksana tali yang kuat, yang tidak akan putus. Iman yang sebenarnya adalah iman yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lidah dan diiringi dengan perbuatan. 

Itulah sebabnya maka pada akhir ayat, Allah SWT berfirman yang artinya: “Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Artinya Allah SWT senantiasa mendengar apa yang diucapkan, dan Dia selalu mengetahui apa yang diyakini dalam hati, dan apa yang diperbuat oleh anggota badan. Allah SWT akan membalas amal seseorang sesuai dengan iman, perkataan dan perbuatan mereka masing-masing. 


Catatan Kaki: 

⁷⁸⁾ Kata thaghut disebutkan untuk setiap yang melampaui batas dalam keburukan. Oleh karena itu, setan, dajjal, penyihir, penetap hukum yang bertentangan dengan hukum Allah SWT, dan penguasa yang tirani dinamakan thaghut. 


Sumber: 

15 September 2025

Kisi-Kisi Kelas 7 Tengah Semester Ganjil 2025/2026

Persiapan Asesmen Tengah Semester, admin akan memberikan kisi-kisi pembelajaran yang mungkin peserta didik kelas 7 Kurikulum Merdeka (KURMER) membutuhkan dan dapat mempelajarinya. Pokok pembahasan yang akan diujikan nanti adalah sebagai berikut: 

  1. Bab 1 - Al-Qur'an dan Sunnah sebagai Pedoman Hidup. Materinya adalah QS. An-Nisa'/4 ayat 59, QS. An-Nahl/16 ayat 64, Posisi Hadits terhadap Al-Qur'an, serta yang terakhir hukum bacaan tajwid Alif Lam Idzhar Qamariyyah dan Alif Lam Idgham Syamsiyyah. 
  2. Bab 2 - Meneladani Nama dan Sifat Allah SWT untuk Kebaikan Hidup. Materinya adalah mengenal Asmaul Husna dan mengetahui perilaku yang mencerminkan Asmaul Husna Al-'Alim, Al-Khabir, As-Sami', dan Al-Bashir. 
  3. Bab 3 - Menghadirkan Shalat dan Dzikir dalam Kehidupan


BAB 1 - AL-QUR'AN DAN SUNNAH SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. 

Bagi ummat Islam, Al-Qur’an merupakan pedoman hidup. Al-Qur’an merupakan pesan Illaahi untuk manusia dalam mencapai kebaikan hidup. Al-Qur’an berfungsi untuk petunjuk dan penjelas bagi sesuatu yang harus diketahui, juga pembeda antara kebenaran dan kebathilan. 

Dalam QS. An-Nisa'/4 ayat 59, Allah SWT berfirman tentang menaati Allah SWT, menaati Rasulullah SAW, dan menaati Ulil Amri: 

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah SWT dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad SAW), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah SWT (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa'/4: 59) 

Mufrodat (Kosa Kata) QS. An-Nisa'/4 ayat 59: 

Dalam QS. An-Nahl/16 ayat 64, Allah SWT berfirman tentang Al-Quran sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. 

Artinya: "Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur'an) ini kepadamu (Muhammad SAW), melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan, serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. An-Nahl/16: 64) 

HUKUM BACAAN TAJWID ALIF LAM. 

Hukum bacaan Alif Lam terbagi menjadi dua bagian, yakni Alif Lam Idzhar Qamariyyah dan Alif Lam Idgham Syamsiyyah. 

1. Hukum Bacaan Alif Lam Idzhar Qamariyyah. 

Hukum bacaan alif lam idzhar qamariyyah memiliki 14 huruf, yakni huruf Alif ( ا ), Ba ( ب ), Jim ( ج ), Ha kecil ( ح ), Kha ( خ ), 'Ain ( ع ), Ghain ( غ ), Fa ( ف ), Qaf ( ق ), Kaf ( ك ), Mim ( م ), Wau ( و ), Ha besar ( هـ ), dan Ya ( ي ). 

Huruf Qamariyyah Versi 1: 

Huruf Qamariyyah Versi 2: 

2. Hukum Bacaan Alif Lam Idgham Syamsiyyah. 

Hukum bacaan alif lam idgham syamsiyyah memiliki 14 huruf, yakni huruf Ta ( ت ), Tsa ( ث ), Dal ( د ), Dzal ( ذ ), Ra' ( ر ), Za ( ز ), Sin ( س ), Syin ( ش ), Shod ( ص ), Dhod ( ض ), Tho ( ط ), Zho ( ظ ), Lam ( ل ), dan Nun ( ن ). 


01 Juli 2025

QS. At-Takatsur Ayat 1 Tentang Bangga dalam Berlebih-lebihan

Allah Subhaanahu Wa Ta'aala berfirman: 


Latin: Alhākumut-takāṡur(u)


Terjemahan: "Berbangga-bangga dalam memperbanyak (dunia) telah melalaikanmu⁷⁶⁰⁾." 


Tafsir Ringkas Kemenag: 

Wahai manusia, bermegah-megahan dalam hal harta, keturunan, dan pengikut telah melalaikan kamu dari ketaatan kepada Allah SWT dan mempersiapkan diri untuk menghadapi hari akhir. 


Tafsir Tahlili: 

Dalam ayat ini, Allah SWT mengungkapkan bahwa manusia sibuk bermegah-megahan dengan harta, teman, dan pengikut yang banyak, sehingga melalaikannya dari kegiatan beramal. Mereka asyik dengan berbicara saja, teperdaya oleh keturunan mereka dan teman sejawat tanpa memikirkan amal perbuatan yang bermanfaat untuk diri dan keluarga mereka. 

Diriwayatkan dari Muṭarrif dari ayahnya, ia berkata: 

Terjemahan: Saya menghadap Nabi SAW ketika beliau sedang membaca al-hākumut-takāṡur, beliau bersabda, “Anak Adam berkata, ‘Inilah harta saya, inilah harta saya.’ Nabi bersabda, 'Wahai anak Adam! Engkau tidak memiliki dari hartamu kecuali apa yang engkau makan dan telah engkau habiskan, atau pakaian yang engkau pakai hingga lapuk, atau yang telah kamu sedekahkan sampai habis.'" (Riwayat Muslim) 

Diriwayatkan pula bahwa Nabi SAW bersabda: 

Terjemahan: Seandainya anak Adam memiliki satu lembah harta, sungguh ia ingin memiliki dua lembah harta, dan seandainya ia memiliki dua lembah harta, sungguh ia ingin memiliki tiga lembah harta dan tidak memenuhi perut manusia (tidak merasa puas) kecuali perutnya diisi dengan tanah dan Allah SWT akan menerima taubat (memberi ampunan) kepada orang yang bertobat. (Riwayat Aḥmad, al-Bukhārī, Muslim, dan at-Tirmiżī dari Anas). 

Ahli tafsir ada yang berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah bangga dalam berlebih-lebihan. Seseorang berusaha memiliki lebih banyak dari yang lain baik harta ataupun kedudukan dengan tujuan semata-mata untuk mencapai ketinggian dan kebanggaan, bukan untuk digunakan pada jalan kebaikan atau untuk membantu menegakkan keadilan dan maksud baik lainnya. 

Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah SWT serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu. (QS. Al-Ḥadīd/57: 20). 


Catatan kaki: 

⁷⁶⁰⁾ Maksudnya adalah bersaing memperbanyak anak, harta, pengikut, kemuliaan, dan sebagainya telah melalaikan manusia dari ketaatan kepada Allah SWT. 


Daftar Pustaka: 

Qur'an Kementerian Agama, Qur'an Kemenag.

30 Juni 2025

Hadits Tentang Harta Sesungguhnya

Diriwayatkan dari Muṭarrif dari ayahnya, ia berkata: 

Terjemahan: Saya menghadap Nabi SAW ketika beliau sedang membaca al-hākumut-takāṡur, beliau bersabda, “Anak Adam berkata, ‘Inilah harta saya, inilah harta saya.’ Nabi bersabda, 'Wahai anak Adam! Engkau tidak memiliki dari hartamu kecuali apa yang engkau makan dan telah engkau habiskan, atau pakaian yang engkau pakai hingga lapuk, atau yang telah kamu sedekahkan sampai habis.'" (Riwayat Muslim). 


Diriwayatkan pula bahwa Nabi SAW bersabda: 

Terjemahan: Seandainya anak Adam memiliki satu lembah harta, sungguh ia ingin memiliki dua lembah harta, dan seandainya ia memiliki dua lembah harta, sungguh ia ingin memiliki tiga lembah harta dan tidak memenuhi perut manusia (tidak merasa puas) kecuali perutnya diisi dengan tanah dan Allah SWT akan menerima taubat (memberi ampunan) kepada orang yang bertobat. (Riwayat Aḥmad, al-Bukhārī, Muslim, dan at-Tirmiżī dari Anas). 


SumberQur'an Kemenag.

11 Juni 2025

Soal PSAT 2 PAI Kelas 8 TA. 2024 / 2025

Soal nomor 1 - 4: 

Soal nomor 5- 7: 

Nomor 8 - 10: 

Soal nomor 11 - 13: 

Nomor 14 - 16: 

Nomor 17 - 19 : 

Nomor 20 - 22 : 

Nomor 23 - 26 : 

Nomor 27 - 29 : 

Nomor 30 - 33 : 

No. 34 - 36 : 

Nomor 37 - 39 : 

Nomor 40 - 42 : 

Nomor 43 - 46 : 

Nomor 47 - 50 : 

Sumber: Mohammad Hibatul Wafi Al Badruzzaman.