Al-Qur'an adalah sumber pengetahuan yang tak terbatas bagi ummat manusia. Setiap ayatnya adalah petunjuk dan hikmah yang berharga bagi yang memahaminya. Salah satu ayat yang memberikan panduan yang kuat adalah ayat ke-20 dari Surah Al-Hadid, sebuah ayat yang menarik dan penuh makna yang dapat menjadi sumber inspirasi dan introspeksi bagi umat Muslim.
QS. Al-Hadid/57 ayat 20:
Allah Subhanaahu Wa Ta'aala berfirman:
Latin: I‘lamū annamal-ḥayātud-dun-yā la‘ibuw wa lahwuw wa zīnatuw wa tafākhurum bainakum wa takāṡurun fil-amwāli wal-aulād(i), kamaṡali gaiṡin a‘jabal-kuffāra nabātuhū ṡumma yahīju fatarāhu muṣfarran ṡumma yakūnu ḥuṭāmā(n), wa fil-ākhirati ‘ażābun syadīd(un), wa magfiratum minallāhi wa riḍwān(un), wa mal-ḥayātud-dun-yā illā matā‘ul-gurūr(i).
Artinya: "Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, kelengahan, perhiasan, dan saling bermegah-megahan di antara kamu serta berlomba-lomba dalam banyaknya harta dan anak keturunan. (Perumpamaannya adalah) seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, lalu mengering dan kamu lihat menguning, kemudian hancur. Di akhirat ada azab yang keras serta ampunan dari Allah SWT dan keridaan-Nya. Kehidupan dunia (bagi orang-orang yang lengah) hanyalah kesenangan yang memperdaya." (QS. Al-Hadid/57: 20).
* * *
Penggalan QS. Al-Hadid/57 ayat 20:
Latin: I‘lamū annamal-ḥayātud-dun-yā la‘ibuw wa lahwuw wa zīnatuw wa tafākhurum bainakum wa takāṡurun fil-amwāli wal-aulād(i), .....
Artinya: "Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, kelengahan, perhiasan, dan saling bermegah-megahan di antara kamu serta berlomba-lomba dalam banyaknya harta dan anak keturunan. ....."
Penjelasan:
Menurut Tafsir Tahlili Kementerian Agama RI, pada surah Al Hadid ayat 20 tersebut Allah SWT menjelaskan kepada manusia bahwa kehidupan dan kesenangan dunia hanyalah seperti mainan dan sesuatu yang lucu, sebagai bahan tertawaan dan perhiasan untuk melengkapi dandanan mereka.
Di samping itu, menurut tafsir, ada ampunan dari Allah dan keridaan-Nya yang dianugerahkan kepada orang-orang yang menyucikan dirinya dari dosa dan maksiat, merendahkan diri kepada Allah dan kembali kepada-Nya, taat dan patuh pada segenap perintah dan larangannya.
Penggalan Ayat ini menjelaskan bahwa kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang akan lenyap dan hilang, serta menipu. Orang-orang yang mengejar dunia akan tertipu dan terpedaya olehnya. Ayat ini juga menjadi pengingat untuk menghindari kesombongan dan bersikap rendah hati di hadapan Allah SWT.
Dalam konteks ayat ini, Allah SWT menegaskan sikap-Nya terhadap kesombongan. Kesombongan adalah sifat yang mencerminkan ketidakmampuan seseorang untuk mengakui kebenaran dan kebesaran Allah SWT. Orang yang sombong merasa bahwa mereka lebih baik dari orang lain, bahwa mereka tidak membutuhkan petunjuk atau bimbingan, sehingga mereka tidak mau tunduk kepada Allah SWT.
Penggalan Ayat ini juga menjelaskan bahwa orang-orang yang mencintai dunia, meninggalkan amal-amal saleh, dan terlibat dalam kemusyrikan akan mendapat azab pedih di akhirat. Sebaliknya, orang-orang yang menyucikan diri dari dosa dan maksiat akan mendapat ampunan dari Allah SWT.
Dan sesungguhnya kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu, maka mari bersyukur dengan segala jenis rezeki yang pernah Allah SWT berikan kepada kita. Terus dekatkan diri kepada Dia Yang Maha Kaya, pencipta alam semesta raya. Hingga kelak rezeki terbesar kita adalah ketika kita mampu berjumpa dengan Dia yang menciptakan kita dan juga berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW.
Abdillah F. Hasan mengatakan dalam 400 Kebiasaan Keliru dalam Hidup Muslim, memang manusia diciptakan untuk hidup di dunia, tapi bukan berarti hidup selamanya karena tujuan utamanya adalah untuk beribadah kepada-Nya.
Rasulullah SAW bersabda, "Orang cerdas adalah orang yang mengekang hawa nafsunya dan mempersiapkan perbekalan untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang lemah adalah orang yang menuruti hawa nafsunya lalu berangan-angan terhadap Allah." (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, dan Baihaqi).
Pelajaran dan Petunjuk:
- Kesederhanaan dan Kerendahan Hati: Ayat ini mengajarkan pentingnya sikap rendah hati dan kesederhanaan. Ketika seseorang merendahkan diri di hadapan Allah SWT, dia akan mendapatkan rahmat dan petunjuk-Nya.
- Menghindari Kesombongan: Kesombongan adalah sifat yang memisahkan manusia dari Allah SWT dan menciptakan kesenjangan di antara sesama manusia. Allah SWT mencintai hamba-Nya yang rendah hati dan tidak sombong.
- Kebencian Allah SWT terhadap Kesombongan: Ayat ini juga menggambarkan sikap Allah terhadap kesombongan. Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan karenanya, mereka tidak akan mendapat perlindungan-Nya.
- Pengingat untuk Merenungkan: Ayat ini juga menjadi pengingat bagi setiap individu untuk merenungkan sikap dan perilaku mereka. Apakah kita termasuk orang-orang yang sombong yang tidak disukai Allah?
Implikasi dalam Kehidupan Sehari-hari:
Ayat ini memiliki implikasi yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita bersikap rendah hati dan menghindari kesombongan, kita membuka diri kita untuk menerima petunjuk dan rahmat Allah SWT. Selain itu, sikap rendah hati juga memperkuat hubungan kita dengan sesama manusia, menciptakan kedamaian dan persatuan dalam masyarakat.
Kesimpulan:
Ayat 20 dari Surah Al-Hadid adalah pengingat yang kuat tentang pentingnya menghindari kesombongan dan bersikap rendah hati di hadapan Allah. Dengan merenungkan ayat ini, kita dapat memperbaiki diri kita sendiri dan meningkatkan hubungan kita dengan Allah dan sesama manusia. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran berharga dari ayat ini dan menjadi hamba yang rendah hati di hadapan-Nya.
Daftar Pustaka:
Abdillah F. Hasan, 400 Kebiasaan Keliru dalam Hidup Muslim.
Google Search, Dalam surat Al-Hadid, Dan sesungguhnya kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu, maka mari bersyukur dengan segala jenis rezeki yang pernah Allah SWT berikan kepada kita. Terus dekatkan diri kepada Dia Yang Maha Kaya, pencipta alam semesta raya. Hingga kelak rezeki terbesar kita adalah ketika kita mampu berjumpa dengan Dia yang menciptakan kita dan juga berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW.
Kementerian Agama RI, Qur'an Kemenag, QS. Al-Hadid/57 Ayat 20.
Kementerian Agama RI, Tafsir Tahlili.
Kristina, detikEdu, Surah Al Hadid Ayat 20: Dunia yang Fana dan Segala Kesenangannya.
Sarung BHS, Menggali Makna Mendalam dari QS. Al-Hadid Ayat 20: Petunjuk dan Pelajaran.